Selasa, 18 Oktober 2016

NO CAPTION

kalian lihat sendiri kan dia begitu jahat kepadaku. jahat banget!!!

Ketika Hati tak Bisa Menahan Lagi

Pernah tidak kalian merasakan bagaimana rasanya di campakkan oleh orang yang kalian sayang?? mungkin pernah atau mungkin tidak pernah. tahukah kalian aku merasakannya. merasakan bagaimana sakitnya di campakkan. bagaimana rasanya habis manis sepah di buang. sungguh jika waktu boleh di putar kembali, aku tidak akan melakukan itu semua.

penyesalan kini ada di dalam hatiku, kekecewaan, sakit hati semua aku rasakan.. bahkan itu semua terkadang kalah dengan rasa cinta dan sayang kita kepada dia. namun, hati tak bisa menahan lagi. sungguh lelah dan capek hati ini merasakan kecewa yang bertubi-tubi.

jangan sampai ada yang berada di posisi ku saat ini. biarlah aku saja yang mengalaminya. karena posisi ini sangat sulit sekali. aku saja tidak tahu apakah aku kuat atau tidak. yang pasti aku berusaha untuk itu, walaupun air mata terus membasahi pipiku...

andai kalian tahu, aku berjuang sendiri berusaha sendiri. dia yang dulu ingin selalu ku perhatikan kini entah kemana dia pergi, meninggalkan ribuan janji yang semuanya palsu. memang aku tidak bisa menyalahkan dia seterusnya. ada kalanya aku harus memaafkan. namun, berat untuk mengikhlaskan semua yang telah terjadi.

ketika aku berusaha untuk komunikasi dengannya, mencoba untuk bercanda dengannya, namun apa yang terjadi.? dia begitu cuek, tidak menganggap ku sama sekali. bahkan tidak menghargai usaha ku sama sekali. menurut kalian pasti dia yang salah dan tega kepadaku. memang iya, tapi tidak semua salah mereka. berat untuk melalui semua ini, asal kalian tahu aku sudah capek. aku ingin melupakan dia, tapi dia terus datang dalam pikiranku dan itu membuatku terus kesakitan.

mungkin saja sekarang dia sudah punya yang lain lagi, mungkin juga dia sudah menikah, aku tidak tahu dan aku tidak mau tau. begitu sakit menahan cinta dan sayang di hati ini. meski aku tak mengharap dia lagi, tapi sakit terus aku rasakan ketika mengingat dia. kalian tahu keluarga dia begitu tidak suka dengan aku, mereka menilaiku begitu buruknya. bagaimana perasaan kalian jika kalian di nilai negatif oleh orang lain? padahal mereka tidak tahu yang sebenarnya.

tapi aku cuma bisa diam menaha semua ujian ini, menahan sendiri di dalam hati. ingin teriak yang keras tapi tak bisa. memaksa diri untuk mengikhlaskan dan melepas semua walau itu berat. mungkin niat dia baik untuk tidak menyakitiku, tapi sungguh ini lebih dari itu. ini lebih lebih menyakitkan dan lebih dari sekedar kisah reva dan boy anak jalanan.

rasanya aku ingin membencinya, tapi aku tak kuasa. hatiku masih cinta kepadanya. dan entahlah cintaku ini akan bagaimana kelanjutannya. aku tidak mau memikirkan itu lagi. lelah hati ini menjalani semuanya. rasanya ingin berhenti dari dunia yang begitu kejam ini. tapi, apalah dayaku aku pun juga masih belum sepenuhnya menebus dosa-dosaku.

andai dia tahu, di sini aku berjuang sendiri menyimpan rasa yang tidak mungkin untuk terjadi. mengharap kepada-Nya pun belum tentu jua terjadi. jika kalian berada di posisiku dan kalian masih bisa semangat, tolonglah aku. berilah aku secuil semangatmu itu. agar aku semangat jua. menulis ini pun aku harus menahan air mataku yang terus berusaha untuk bebas dari mata ini.

mengapa aku selalu menjadi orang yang di pandang sebelah mata. dan mengapa aku harus mengenalnya dan harus merasakan sakit yang luar biasa. kalo aku boleh berkata aku sangat membenci semua ini. aku membencinya. aku benci dia yang hanya bisa membuatku menangis.

jika memang ini yang dia inginkan, baiklah. aku akan melupakan dia sepenuh hatiku. semoga aku tidak ingat lagi tentang dia. jika hanya sakit yang begitu sakit yang aku rasakan. dan ketika hati tak bisa menahan lagi.

Jumat, 16 September 2016

Menunggu, Menunggu, dan Menunggu

Anak remaja siapa yang tidak paham mengenai cinta. Ya begitulah yang namanya cinta. Kita tidak pernah tahu apakah itu cinta sejati atau bukan. karena cinta yang sejati hanyalah milik Allah semata. mungkin ini bisa menggambarkan bagaimana cinta itu begitu tulus.
seperti kisah sebelumnya, ada 2 anak manusia yang dulu pernah menjalin cinta. kini mereka telah berpisah, tidak pernah bertemu, dan jarang bahkan hampir tidak pernah saling memberi kabar. namun sebetulnya mereka masih mempunyai perasaan satu sama lain. namun, karena dosa yang sudah mereka lakukan dulu membuat mereka sekarang bertekad untuk tirakat.

pada suatu waktu si A berkata bahwa ia sanggup melakukan ini semua karena ia masih mempunyai rasa kepada si B, meskipun tidak sebesar dulu. Entah apa yang di pikirkan oleh nya. Ini begitu berat untuk di jalani. namun dengan penuh keyakinan si  B pun yakin bisa melalui semua ini.

Rasa rindu yan menggebu selalu si B rasakan ketika ia teringat si A. bahkan si B hanya bisa melihat WA nya saja, tanpa berani untuk menghubungi nya dulu. karena ia pikir jika si A peduli, dia pasti akan menghubunginya lebih dulu. namun, selama satu minggu tak pernah ada kabar dari si B. hanya dengan sama-sama online di WA saja sudah sangat bahagia.

pada suatu hari, akhirnya si A mengirim pesan WA ke si B. hanya dengan salam saja. dan di balas dengan salam juga oleh si B dengan harapan nantinya bisa komunikasi lama dengannya. Namun, ternyata tidak. Justru WA nya si B hanya di baca sama si A, tidak ada balasan dari si A.

betapa miris hati si B melihat last seen nya si A di WA. dan balasan yang di tunggu-tunggu tidak kunjung datang. Ingin menangis dan marah namun apalah daya si B yang hanya bisa menunggu. kemudian, si B bertanya untuk apa si A mengirim pesan, namun sama seperti tadi, hanya di baca saja tanpa ada balasan.

si B hanya bisa tersenyum melihatnya dan menghelas napas yang panjang. yang ia rasakan seperti di permainkan. Perasaan yang begitu di permainkan. di tarik ulur tanpa di hargai sama sekali. memang di sibuk, tetapi dia bisa online. sungguh sakit dan kecewa hati si B. entah harus bagaimana lagi, dia hanya bisa menunggu, menunggu, dan menunggu.


Kisah Pendosa yang Merindukan Syurga



Terdapat sebuah kisah tentang dua anak manusia yang bertemu di usia 20-an tahun. Sebut saja si A dan si B. Saat itu mereka sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah Perguruan Tinggi Negeri. Pertemuan mereka berawal dari keinginan si A yang ingin ikut sebuah organisasi mahasiswa di kampus nya. Mulai berkenalan dan mulai penasaran dengan kehidupan si B akhirnya si A memutuskan untuk menanyakan bagaimana si B itu. Entah apa yang dipikirkan oleh si A, si A mengajak untuk bertemu pertama kalinya. Dan si B pun mengiyakan ajakannya. Mereka bertukar cerita hingga si A memberanikan dirinya untuk bertanya apakah informasi yang dia dapat itu benar, si B menjelaskan dengan sangat rinci.

Dengan niatan tulus si A berkata, “ Aku ingin merubah hidup kamu.” Si B lantas bertanya, “ Mengapa kamu begitu ingin merubah hidupku? Kamu siapa, baru kali ini ada orang yang mau merubah hidupku.” Dan si A pun menjawab, “ supaya kamu tidak memainkan hati seorang wanita.” Dari pertemuan pertama mereka tumbuhlah rasa di antara mereka, namun pada saat itu si B masih mempunyai kekasih. Sehingga mereka hanya bisa memendam perasaan mereka. Hingga pada suatu hari si B berkata bahwa dia dan pacarnya sudah putus.

Singkat cerita, mereka berdua akhirnya menjalin hubungan spesial yaitu pacaran. Dan saat pacaran itulah banyak hal yang baru diketahui oleh si A tentang si B. Ternyata dia mengikuti jamaah temboro. Bisa di bayangkan dia begitu alim dan agama nya pasti kuat. Dia menceritakan bagaimana jamaah itu sebenarnya. Semua cerita si B sangat membuat hati si A begitu terenyuh dan terkesima. Begitu banyak pengetahuan agama yang si B punya. Namun, setiap manusia pasti memiliki kekurangan, ya si B mempunyai kekurangan dalam hal nafsu. Pada suatu hari, di rumah kontrakan nya si A, saat mereka sedang beristirahat untuk pertama kalinya si B menci*m si A. Sontak si A kaget dan syok atas apa yang sudah terjadi. Tetapi, si A pun juga mempunyai kekurangan yang sama. Si A pun tidak bisa menolak bahwa dia juga menyukai ci*m an pertama mereka. Sejak saat itulah mereka sering melakukan adegan ci*man, berbuat maksiat, dan zina.

Mereka sebenarnya selalu kecewa setelah melakukan perbuatan itu, namun lagi-lagi mereka berdua kalah dengan nafsu mereka, sehingga mereka akhirnya terus berbuat maksiat dan zina. Berkali-kali mereka berdua pergi ke sebuah hot*l. Dan mereka menghabiskan banyak uang untuk itu. Semua itu berjalan hingga 1 tahun 7 bulan. Karena sudah terlalu parah, akhirnya mereka berdua berpikir untuk menjalani tirakat. Si B yang pengetahuan agamanya cukup bagus, memutuskan hubungan mereka. Dan mereka berdua membuat keputusan untuk tidak bertemu dan komunikasi sekedarnya saja. Mereka memilih jalan itu untuk kembali ke jalan yang benar, karena mereka sudah melenceng terlalu jauh dari norma agama.

Dengan susah payah dan penuh kesabaran mereka berdua tidak bertemu, penuh air mata si A menjalani hidupnya. Kecewa, dan menyesal yang tak kunjung usai selalu ada dalam hatinya. Dia begitu mengecewakan atas apa yang telah ia perbuat dahulu. Dengan penuh keyakinan mereka berdua bertaubat dari perbuatan yang terlarang dan belum saatnya itu. Mereka menjalani hidup mereka masing-masing, tetap menjaga komunikasi. Meski mereka sekarang sudah tidak menjalin hubungan, namun mereka tetap berusaha untuk memperjuangkan cinta mereka. Berjuang untuk mendapat restu dan ridho Allah Subhanahu wata’ala. 

Si A kemudian memutuskan untuk berhijrah dan memperbaiki dirinya meski harga dirinya sekarang sudah hilang. Namun si A tetap yakin bahwa Allah Subhanahu wata’ala masih sayang kepadanya dan masih memberikan kesempatan kepadanya untuk bertaubat dan berhenti dari perbuatan yang menyesatkan itu. Si A dan Si B menata hidup mereka kembali dan berjuang untuk menggapai cita-cita mereka masing-masing. Mereka berdua yakin bahwa seorang pendosa pun pasti merindukan Syurga, sehigga mereka ingin memanfaatkan waktu yang tersisa untuk bertaubat dan kembali kepada jalan-Nya.

Dari kisah ini, mungkin bagi kalian yang membaca berpikir bahwa si A dan si B begitu nakal dan hina. Memang itu sangat benar, karena memang itu adalah kenyataannya. Namun, dari sini penulis ingin menyampaikan bahwa banyak sekali di luar sana orang-orang yang mungkin mengalami hal yang sama dengan kisah di atas, namun ragu untuk bertaubat. 

Percayalah Allah Subhanahu wata’ala Maha Pengampun, selama masih ada kesempatan untuk bertaubat, bertaubatlah. Karena waktu akan terus berjalan, perbuatan yang dilakukan oleh si A dan si B memang sangat tidak baik. Kalian boleh membencinya, tapi jangan orangnya yang di benci melainkan perbuatannya. Tinggalkanlah apa yang membuatmu rugi, dan segera bangkitlah untuk mengganti apa yang telah membuatmu rugi. Selama masih ada waktu, manfaatkan dengan baik, tambah sebanyak-banyaknya ibadah dan tetaplah Istiqomah berada di jalan-Nya. Ini adalah kisah pendosa yang begitu merindukan Syurga.

Jumat, 02 September 2016

Antara Arka dan Anita



Pada suatu hari seorang wanita bernama Anita sedang melanjutkan program studi nya di suatu perguruan tinggi negeri di daerah Madiun. Anita tinggal di sebuah desa yang masih berada di kabupaten Madiun, sekitar 30 menit dari rumah Anita untuk sampai ke kota. Anita bersama dengan 3 teman yang lainnya berniat untuk menyewa sebuah rumah kecil yang dekat dengan kampus mereka. Anita mempunyai keinginan untuk fokus memikirkan kuliah dan tidak ingin berurusan dengan masalah cinta. 

Namun, pada pertengahan semester 1 Anita ingin tahu mengenai BEM yang ada di kampusnya. Karena rasa penasarannya begitu besar, akhirnya Anita menghubungi kakak tingkatnya, yang bernama mas Salam. Tetapi mas Salam ternyata tidak tahu betul tentang BEM itu seperti apa, sehingga mas Salam memberikan nomor hp kepada Anita, dia juga satu angkatan dengan mas Salam dan satu kelas dengannya. Dia adalah Arka. Sejak saat itulah Anita mulai berhubungan dengan Arka.

Tidak hanya bertanya mengenai BEM, mereka sering berkomunikasi membahas lainnya. Dan saat itu Anita tidak menahu jika Arka sudah mempunyai kekasih. Tanpa direncanakan mereka berdua sering sekali berkomunikasi, terkadang Anita yang mendahului. Hingga suatu saat Anita menyukai Arka dan begitu juga sebaliknya. Mereka menjalani kisah tanpa sepengetahuan pacar Arka, namun Arka menaruh harap besar kepada Anita. Saat Anita bertanya kepada mas Salam, mas Salam pun menjelaskan bagaimana Arka yang sebenarnya. Dan sejak Anita tahu, Anita berkeinginan mengubah sifat Arka yang disukainya. Saat malam itu juga, Anita mengajak Arka untuk bertemu yang pertama kalinya di suatu tempat di Madiun.

Pertemuan pertama mereka, Anita menjelaskan tentang informasi yang dia peroleh dari mas Salam kepada Arka. Dan Arka menjelaskan dengan sangat rinci. Bahkan Anita juga menyampaikan bahwa ia ingin merubah hidup Arka. Sejak saat itulah kisah mereka berdua di mulai. Arka mulai suka kepada Anita, sehingga mereka sering bertemu meski Arka belum memutuskan sang pacar. Hingga suatu hari, Arka telah memutuskan sang pacar. Tidak sampai di situ, pacar Arka menghubungi Anita. Anita yang juga suka kepada Arka menjelaskan dengan baik kepada pacar Arka.


Tepat pada tanggal 18 November 2014 Arka memberikan kejutan ulang tahun kepada Anita. Tepat pukul 13.00 Arka datang ke rumah kontrakan bersama 3 teman yang satu kelas dengan Anita. Anita terkejut karena ada motor Arka terparkir di samping rumah kontrakannya. Anita terkejut untuk kedua kalinya ketika ia melihat orang yang dia suka berdiri di samping dinding rumah tetangga. Arka dengan terbata-bata  mengungkapkan perasaannya kepada Anita, tangan Arka yang membawa kue pun bergemetar karena gugup. Arka bertanya kepada Anita, “apakah kamu mau menjadi kekasihku?” Anita dengan gugup menjawab, “ Tidak mau, tidak mau menolak maksutnya.” 

Dengan malu-malu mereka berdua tertawa. Sejak itu mereka menjalin kasih dan cerita cinta yang penuh dengan ujian.

Semua berawal ketika Arka tiba-tiba mencium bibir Anita, Anita tidak tahu harus berbuat apa, karena ini untuk pertama kali baginya. Setelah ciuman pertama mereka, hidup mereka selama 1 tahun lebih 7 bulan hidup dalam kemaksiatan. Mereka sering melakukan perbuatan yang belum sepantasnya. Selama kurun waktu itulah mereka sering bertengkar, entah karena keegoisan Anita ataupun karena kesibukan masing-masing. Dan mungkin karena perbuatan yang sering mereka lakukan yang diluar batas.

Hingga suatu saat mereka berdua memutuskan untuk tidak lagi menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Pada saat awal tahun, meski mereka putus nyambung mereka masih  menyimpan cita-cita mereka untuk bisa menjadi sepasang suami istri kelak. Masing – masing dari mereka masih menyimpan cinta di hati mereka. Mereka masih menyayangi satu sama lain. Dan meski mereka sudah tidak mempunyai status hubungan, mereka masih sering melakukan perbuatan diluar batas. Karena perbuatan mereka sudah sangat tidak bisa ditolelir, akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah yang sebenarnya, di mana mereka tidak lagi pernah bertemu, komunikasi sekedarnya, dan membuang jauh – jauh perasaan cinta yang telah mereka tanam dahulu.

Namun, semua tidak semudah yang dipikirkan. Begitu berat bagi Anita untuk menjalani semuanya. Karena beban di punggungnya sangatlah besar. Namun, Anita terus berjuang dan tidak patah semangat untuk melanjutkan hidupnya. Meski sekarang, Anita hanya bisa mencintai Arka dari jauh. Anita mencoba untuk mengikhlaskan semua yang telah terjadi kepadanya. Penyesalan yang tiada akhir begitu dirasakan oleh Anita. Entah bagaimana nanti masa depan Anita, Anita selalu berharap agar masa depannya bisa cerah dan sukses. 

Karena Anita telah mengecewakan kedua orang tuanya meskipun tidak secara langsung. Tidak ada yang tahu bahwa Anita dan Arka sering berbuat di luar batas. Karena mereka tidak ingin melukai hati kedua orang tua mereka. Namun, Arka telah menceritakannya kepada Ayah nya. Sehingga cinta Arka dan Anita kini belum memperoleh restu dari orang tua Arka. Sedangkan Anita masih menyimpan rapat-rapat rahasianya. Dengan harapan tidak akan ada yang tahu apa yang sudah terjadi pada Anita.

Anita kembali begitu berharap bahwa dosa nya bersama denga  Arka dapat di ampuni oleh Sang Maha Kuasa. Anita dan Arka berusaha untuk menjalani tirakat untuk meraih Ridhlo-Nya. Sehingga saat ini mereka disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Arka yang sudah lulus dari kuliah, entah akan melanjutkan study nya atau membuka bisnis. Arka dan Anita sekarang sebatas teman yang tetap mempunyai harapan suatu saat akan dipertemukan kembali di suatu kondisi dimana mereka sah di dalam agama. Yaitu sebuah pernikahan sebagai pembuktian rasa cinta mereka. 

Entah nanti Anita bisa meraih restu kedua orang tua Arka atau tidak, semua bergantu pada usaha Anita dan doa Anita. Serta bantuan tangan dari Sang Pemilik
Cinta. Semoga cinta Arka dan Anita akan bertemu kembali dalam keadaan yang lebih baik.
The end....

Sabtu, 13 Agustus 2016

Ikhlaskan dan Tersenyumlah

Sudah habis kata-kataku  untuk menulis semua rasa di hati ini. tak tau lagi harus bagaimana, ketika diri ini merasa sepi. Rasa sakit yang senantiasa menemani rindu yang datang menghampiri. mungkin bagi anda ini biasa. tapi bagi saya sungguh ini sangat luar biasa. ketika anda mencintai seseorang namun orang yang anda cinta tak tau betapa besar perasaan anda. mungkin anda akan terluka, ya pasti sangat terluka.
aku pun juga mengalaminya. mencintai dia yang tak tahu apakah nanti dia akan bersamaku atau tidak. yang pasti aku harus melakukan sesuatu agar aku tidak selamanya seperti ini. melepaskan dia dan mengikhlaskannya. berat untuk berbicara seperti ini, sungguh sangat berat.
kisahkan mungkin begitu memilukan, namun aku yakin aku sedang di selamatkan oleh-Nya, sempat diri ini keluar dari jalurNya. hingga diri ini terus berada di jalur tersebut. namun kini Dia menyelamatkan kami dari jalur yang salah itu. aku bersyukur.
diri ini hanya bisa berdoa semoga dia ditakdirkan denganku. karena kita sempat di jalur itu bersama-sama.
sulit tetapi harus dilakukan. dia tak seperti dulu lagi, sekarang dia entah mau kemana aku pun tidak tahu, yang pasti dia begitu jauh. hanya doa yang bisa membuatku merasa dekat dengannya. namun entah apakah di dalam doanya dia masih menyebut namaku. aku tidak tahu,. hanya dia dan Dia yang tahu.
jika kamu tahu, dia tidak pernah lagi menghubungiku, ya barusan saja dia menghubungiku karena duri kecil yang nancap di kerongkonganku. mungkin saja jika ini tidak terjadi dia tidak akan menghubungiku. entahlah aku ini di anggap apa olehnya. aku bingung, dulu dia berkata aku ini teman hidupnya, tetapi menyapa saja tidak pernah. dulu dia juga berkata menjalin silaturrahmi, namun nyatanya apa. aku hanya bisa berpikir positif saja saat dia tidak menghubungiku, mungkin saja dia sedang sibuk mengerjakan masa depannya. ya memang begitu. dia selalu bilang bahwa dia juga tidak berkomunikasi dengan siapa-siapa, menurutku itu tidak mungkin, pasti dia juga berkomunikasi dengan yang lain, entah mbak nya atau siapa aku juga tidak tahu, hanya Allah yang tahu bagaimana hatiku saat ini. hanya bisa berserah diri kepadanya menahan diri untuk tidak terlalu memikirkannya.
namun hati ini masih saja seperti ini. lelah dan capek tetapi harus dijalani dengan ikhlas. mencoba untuk tersenyum meski hati dalam keadaan yang sangat retak.
ah sudahlah, biarlah seperti ini. biar waktu yang menjalani semuanya. hanya untaian doa yang menenangkanku. hanya Dia yang begitu sayang kepadaku. DIA yang selalu memberiku kekuatan dan kesabaran untuk menjalani kehidupanku. entah akan berakhir bagaimana hanya Dia yang Maha Tahu.
aku ingatakan kepada kalian, janganlah kalian berharap hanya selain kepada Dia, karena hasilnya akan sangat menyakitkan. yang terpenting tetap berdoalah untuk yang kau cintai agar dia hidup bahagia. meski kamu menahan luka. tetaplah tersenyum dan ikhlaskan dia. cobalah untuk menenangkan hatimu, buang semua rasa yang membuatmu terluka. hadapi dunia baru dan selalu tersenyumlah. karena kita tidak tahu di luar sana masih banyak manusia yang menderita namun mereka selalu bisa tersenyum. contohlah mereka. :-)

Kamis, 28 Juli 2016

Curhat

bagaimana sih perasaan mu ketika lo begitu perhatian ssma seseorang tapi orang itu tak pernah perhatian sama lo.
apa yang lo rasain deh??
sedih kan?
nah itu gue alami sekarang.
gue sebel banget sama seseorang. dia begitu cuek sama aku. masa kangen aja nggak boleh?
sebel kan? rasanya pengen nangis tau..
tapi aku pasti rugi. huaaa
aku bingung, aku  harus bagaimana.
omongonnya dia itu ibarat kembang tebu sing mabur kanginan
omongannya dia itu kaya abis makan micin
sok banget
tapi gue sayang sama dia. tapi gue gak pernah dia hargain.
perasaan gue selalu dia tolak. kan gue sebel. gue bete sama dia.
nyebelin tapi dia orang yang aku sayangi.
pokoknya sekarang aku sebel sama dia. jadi untuk saat ini aku perang sama dia.
entah sampai kapan.
lo lihat aja nanti.

Senin, 06 Juni 2016

Kisah Perjalanan Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam ke Thaif



Selama sembilan tahun, sejak masa kerasulan, Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam telah berusaha menyampaikan ajaran Isla dan mengusahakan hidayah serta perbaikan kaumna di Makkah. Namun, kebanyakan orang-orang Makkah selalu menyakiti, memperolok-olok, dan berbuat semena-mena terhadap Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam dan para sahabat, kecuali sekelompok kecil orang yang sudah masuk Islam dan beberapa orang yang selalu membantu beliau walaupun belum masuk Islam.

Paman Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam, Abu Thalib, termasuk orang yang baik hatinya, meskipun belum masuk Islam. Dia selalu membantu Baginda Nabi Shallallahu’alaihi wassallam dalam segala bentuk. Pada tahun kesepuluh kenabian, ketika Abu Thalib meniggal dunia, kaum Kafir mendapat kesempatan untuk mencegah perkembangan Islam dan menyakiti kaum Muslimin secara lebih leluasa.

Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pun pergi ke Thaif yang didiami Kabilah Tsaqif yang berjumlah besar, dengan harapan apabila kabilah tersebut masuk Islam, Kaum Muslimin akan terbebas dari berbagai penderitaan dan Thaif akan  menjadi pondasi penyebaran agama. Setibanya di Thaif, Baginda Nabi Shallallahu’alaihi wassallam langsung menemui tiga orang yang ditokohkan. Beliau berbicara dengan mereka, mengajak mereka kepada agama Allah Subhanahu wata’ala, dan agar mereka mau membantu Baginda Rasulullah Shallallahu’alaihi wassallam. Akan tetapi, mereka bukannya menerima atau paling tidak berlaku sopan kepada tamu yang baru datang sebagaimana adat bangsa Arab yang terkenal dengan memuliakan tamu, bahkan mereka tanpa basa basi menyambut beliau dengan sikap dan akhlak yang sangat buruk. Bahkan mereke pun tidak rela Baginda Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam tinggal di situ. Padahal orang yang dianggap sebagai tokoh seharusnya berbicara dengan sopan dan berakhlak yang mulia.

Salah seorang di antara mereka berkata “oh, kamukah orang yang diutus oleh Allah sebagai Nabi?” yang kedua berkata “ Apakah Allah tidak menemukan selain kamu untuk di utus sebagai rasul?” yang ketiga berkata “ aku tidak mau bicara dengan kamu. Sebab, jika kamu memang seorang Nabi sepeti pengakuanmu, lalu aku menolakmu, tentu aku tidak lepas dari musibah. Jika kamu pembohong, maka aku tidak mau bicara dengan pembohong.” Akan tetapi, Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam mempunyai hati yang begitu teguh laksana sebuah batu karang. Beliau tidak berputus asa dan terus berusaha untuk mendekati masyarakat umum, tetapi tidak seorang pun yang mau mendengarkan beliau. Jangankan menerima, bahkan mereka menghardik, “ Tinggalkan segera kota kami! Pergilah kemana kamu suka!”

Ketika Baginda Nabi Shallallahu’alaihi wassallam sudah tidak dapat mengharapkan mereka dan bersiap-siap untuk kembali, maka mereka menyuruh anak-anak kota Thaif membuntuti Baginda Nabi Shallallahu’alaihi wassalam. Mereka lalu mengganggu, mencaci, dan melempari Baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam denga batu sehingga kedua sandal beliau berlumuran darah. Dalam keadaan seperti itulah Baginda Nabi Shallallahu’alaihi wassalam meninggalkan Thaif. Di tengah perjalan, tatkala sudah merasa aman dari gangguan anak-anak nakal itu, beliau berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala :

“ Ya Allah,, aku adukan kepada-Mu lemahnya kekuatanku, habisnya upayaku, dan kehinaanku dalam pandangan manusia. Wahai Yang Maha Penyayang melebihi sekalian penyayang, Engkaulah Tuhan orang-orang yang tertindas. Dan Engkaulah Tuhanku. Kepada siapakah Engkau serahkan diriku? Kepada orang asing yang akan memandangku dengan muka masam atau kepada musuh yang Engkau kuasakan kepadanya segala urusanku? Tiada keberatan bagiku, asalkan Engkau tidak murka kepadaku. Perlindungan-Mu sudah cukup bagiku. Aku berlindung kepada-Mu dengan nur Dzat-Mu yang menyinari segala kegelapan, dan dengannya menjadi baik segala urusan dunia dan akhirat, aku berlindung dari turunnya kemarahan-Mu kepadaku atau kemurkaan-Mu kepadaku. Aku sanggup berbuat apa saja, hingga Engkau Ridho. Tiada daya dan upaya melainkan dengan-Mu.”

Allah Subhanahu wata’ala Penguasa seluruh alam pun  memperlihatkan keperkasaan-Nya dan mengutus malaikat Jibril Alaihis Salam untuk datang memberi salam kepada beliau dan berkata, “ Allah Subhanahu wata’ala mendengar ucapanmu dan jawaban kaummu, dan Dia mengutus kepadamu malaikat penjaga gunung agar siap melaksanakan apapun perintahmu kepadanya.” Malaikat penjaga gunugn itu pun datang  dan memberi salam kepada  Baginda Nabi Shallallahu’alaihi wassallam seraya berkata, “Apapun yang engkau perintahkan akan kulaksanakan. Bila engkau sukai, akan kubenturkan gunung-gunung yang ada di sekitar kota ini sehingga siapa saja yang tinggal di antaranya hancur binasa. Atau apapun hukuman yang engkau inginkan.” Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam yang bersifat penyayang dan mulia ini menjawab. “ Aku hanya berharap kepada Allah Subhanahu wata’ala, seandainya saat ini mereka tidak menerima Islam, semoga kelak di antara keturunan mereka akan lahir orang-orang yang menyembah dan beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala.”

Faidah
Demikianlah akhlak Baginda Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wassalam yang mulia. Kita mengaku sebagai pengikutnya, namun ketika sedikit kesulitan atau celaan menimpa kita, kita langsung marah, bahkan menuntut balas seumur hidup. Kezhaliman dibalas dengan kezhaliman, sambil kita terus mengaku sebagai umat Baginda Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wassallam. Meskipun mengalami penderitaan dan kesusahan yang berat, Baginda Nabi Shallallahu’alaihi wassallam tidak berdoa buruk dan tidak menuntut balas.

Sumber : Kitab Fadhilah Amal Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rah.a