Jumat, 16 September 2016

Kisah Pendosa yang Merindukan Syurga



Terdapat sebuah kisah tentang dua anak manusia yang bertemu di usia 20-an tahun. Sebut saja si A dan si B. Saat itu mereka sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah Perguruan Tinggi Negeri. Pertemuan mereka berawal dari keinginan si A yang ingin ikut sebuah organisasi mahasiswa di kampus nya. Mulai berkenalan dan mulai penasaran dengan kehidupan si B akhirnya si A memutuskan untuk menanyakan bagaimana si B itu. Entah apa yang dipikirkan oleh si A, si A mengajak untuk bertemu pertama kalinya. Dan si B pun mengiyakan ajakannya. Mereka bertukar cerita hingga si A memberanikan dirinya untuk bertanya apakah informasi yang dia dapat itu benar, si B menjelaskan dengan sangat rinci.

Dengan niatan tulus si A berkata, “ Aku ingin merubah hidup kamu.” Si B lantas bertanya, “ Mengapa kamu begitu ingin merubah hidupku? Kamu siapa, baru kali ini ada orang yang mau merubah hidupku.” Dan si A pun menjawab, “ supaya kamu tidak memainkan hati seorang wanita.” Dari pertemuan pertama mereka tumbuhlah rasa di antara mereka, namun pada saat itu si B masih mempunyai kekasih. Sehingga mereka hanya bisa memendam perasaan mereka. Hingga pada suatu hari si B berkata bahwa dia dan pacarnya sudah putus.

Singkat cerita, mereka berdua akhirnya menjalin hubungan spesial yaitu pacaran. Dan saat pacaran itulah banyak hal yang baru diketahui oleh si A tentang si B. Ternyata dia mengikuti jamaah temboro. Bisa di bayangkan dia begitu alim dan agama nya pasti kuat. Dia menceritakan bagaimana jamaah itu sebenarnya. Semua cerita si B sangat membuat hati si A begitu terenyuh dan terkesima. Begitu banyak pengetahuan agama yang si B punya. Namun, setiap manusia pasti memiliki kekurangan, ya si B mempunyai kekurangan dalam hal nafsu. Pada suatu hari, di rumah kontrakan nya si A, saat mereka sedang beristirahat untuk pertama kalinya si B menci*m si A. Sontak si A kaget dan syok atas apa yang sudah terjadi. Tetapi, si A pun juga mempunyai kekurangan yang sama. Si A pun tidak bisa menolak bahwa dia juga menyukai ci*m an pertama mereka. Sejak saat itulah mereka sering melakukan adegan ci*man, berbuat maksiat, dan zina.

Mereka sebenarnya selalu kecewa setelah melakukan perbuatan itu, namun lagi-lagi mereka berdua kalah dengan nafsu mereka, sehingga mereka akhirnya terus berbuat maksiat dan zina. Berkali-kali mereka berdua pergi ke sebuah hot*l. Dan mereka menghabiskan banyak uang untuk itu. Semua itu berjalan hingga 1 tahun 7 bulan. Karena sudah terlalu parah, akhirnya mereka berdua berpikir untuk menjalani tirakat. Si B yang pengetahuan agamanya cukup bagus, memutuskan hubungan mereka. Dan mereka berdua membuat keputusan untuk tidak bertemu dan komunikasi sekedarnya saja. Mereka memilih jalan itu untuk kembali ke jalan yang benar, karena mereka sudah melenceng terlalu jauh dari norma agama.

Dengan susah payah dan penuh kesabaran mereka berdua tidak bertemu, penuh air mata si A menjalani hidupnya. Kecewa, dan menyesal yang tak kunjung usai selalu ada dalam hatinya. Dia begitu mengecewakan atas apa yang telah ia perbuat dahulu. Dengan penuh keyakinan mereka berdua bertaubat dari perbuatan yang terlarang dan belum saatnya itu. Mereka menjalani hidup mereka masing-masing, tetap menjaga komunikasi. Meski mereka sekarang sudah tidak menjalin hubungan, namun mereka tetap berusaha untuk memperjuangkan cinta mereka. Berjuang untuk mendapat restu dan ridho Allah Subhanahu wata’ala. 

Si A kemudian memutuskan untuk berhijrah dan memperbaiki dirinya meski harga dirinya sekarang sudah hilang. Namun si A tetap yakin bahwa Allah Subhanahu wata’ala masih sayang kepadanya dan masih memberikan kesempatan kepadanya untuk bertaubat dan berhenti dari perbuatan yang menyesatkan itu. Si A dan Si B menata hidup mereka kembali dan berjuang untuk menggapai cita-cita mereka masing-masing. Mereka berdua yakin bahwa seorang pendosa pun pasti merindukan Syurga, sehigga mereka ingin memanfaatkan waktu yang tersisa untuk bertaubat dan kembali kepada jalan-Nya.

Dari kisah ini, mungkin bagi kalian yang membaca berpikir bahwa si A dan si B begitu nakal dan hina. Memang itu sangat benar, karena memang itu adalah kenyataannya. Namun, dari sini penulis ingin menyampaikan bahwa banyak sekali di luar sana orang-orang yang mungkin mengalami hal yang sama dengan kisah di atas, namun ragu untuk bertaubat. 

Percayalah Allah Subhanahu wata’ala Maha Pengampun, selama masih ada kesempatan untuk bertaubat, bertaubatlah. Karena waktu akan terus berjalan, perbuatan yang dilakukan oleh si A dan si B memang sangat tidak baik. Kalian boleh membencinya, tapi jangan orangnya yang di benci melainkan perbuatannya. Tinggalkanlah apa yang membuatmu rugi, dan segera bangkitlah untuk mengganti apa yang telah membuatmu rugi. Selama masih ada waktu, manfaatkan dengan baik, tambah sebanyak-banyaknya ibadah dan tetaplah Istiqomah berada di jalan-Nya. Ini adalah kisah pendosa yang begitu merindukan Syurga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar